Edarkan Sabu, IRT Mantan Napi Ditangkap Polisi

banner 468x60

TIMIKA, Penapapua.com

Seorang ibu rumah tangga yang merupakan mantan narapidana (Napi) berinisial FL (33) ditangkap Tim Opsnal Satuan Reserse Narkoba (Satresnarkoba) Polres Mimika pada Rabu (12/3/2025) lalu.

banner 336x280

Kaur Bin Ops Satresnarkoba Polres Mimika, Iptu Hery Setiabudi saat dikonfirmasi media ini pada Jumat (14/3/2025) mengatakan, tim Opsnal menerima informasi dari warga bahwa ada seorang IRT sering mengedarkan sabu. Kemudian tim langsung melakukan pemantauan dan mengamankan pelaku.

“Saat digeledah, tim menemukan satu unit Hp dengan bukti chat transaksi sistem tempel, serta transferan senilai Rp500 ribu dari hasil penjualan. Sedangkan dari saku celana yang dikenakan, juga didapati kaca pyrex berisikan sabu,” katanya.

Menurutnya, pelaku terhubung dengan pemakai atau calon pembeli melalui aplikasi. Dan dilanjutkan melalui pesan WhatsApp untuk menginformasikan titik di mana akan ditempelkan paket narkoba, sehingga tersangka pun tidak mengenal siapa yang memesan.

“Modusnya masih modus lama yaitu sistem tempel. Jadi mereka janjian lokasinya namun tidak mengenal orangnya. Untuk barang bukti yang didapat seberat 0,03 gram, sedangkan yang lainnya telah dijual sebanyak 10 paket,” tuturnya.

Dikatakannya, pelaku merupakan residivis dan pernah dipenjara atas tindak pidana yang sama, yaitu mengedar narkoba.

“Pelaku merupakan tahan Lapas Timika. Tetapi tidak tidak bisa dipastikan tahun berapa yang bersangkutan bebas,” pungkasnya. (Redaksi)

Usai Dibentuk, Anggota Komite Kesehatan akan Diberikan Pelatihan dan Pustu di Tipuka Bakal Direnovasi
TIMIKA, Penapapua.com

Menindaklanjuti adanya insiden pelemparan terhadap tenaga kesehatan di wilayah Kampung Tipuka, maka Dinas Kesehatan dan Pemerintah Distrik Mimika Timur membentuk Komite Kesehatan dengan melibatkan pemerintah kampung, perwakilan dari lima RT, Linmas, Babinsa yang dilaksanakan di Balai Kampung Tipuka pada Sabtu (15/3/2025).

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mimika, Reynold Ubra usai kegiatan, Sabtu (15/3/2025) mengatakan, komite ini dibentuk sebagai strategi dalam upaya mengelola program kesehatan berbasis masyarakat. Artinya, melalui komite ini juga terdapat sumber daya manusia (SDM) masyarakat yang harus ikut mengelola dari masing-masing RT.

“Sebetulnya semakin banyak anggota komite ini, maka semakin bagus supaya bisa bersinergis untuk jalankan program Dinkes, mitra LSM, dana kampung dan yang lainnya. Dengan begitu hal negatif kita transformasi ke hal positif,” tuturnya.

Langkah selanjutnya usai membentuk komite, kata Reynold, pihaknya akan merenovasi gedung Pustu dan pemeliharaan fasilitasnya.

Kemudian, pada tahun depan akan dibangun poli klinik dan menempatkan lima tenaga esensial, yaitu dokter, perawat, bidan, apoteker, dan tenaga kesehatan masyarakat. 

Lebih lanjut, Dinas Kesehatan akan memfasilitasi untuk memberikan sosialisasi  serta pelatihan tentang pelayanan yang ada di RSUD dan RSMM kepada anggota komite kesehatan.

“Tadi banyak keluhan dari masyarakat seperti perlunya surat rujukan. Bagi orang yang tahu terkait dengan kemajuan teknologi itu bukan soal. Tapi, masyarakat disini menjadi soal. Sementara ini adalah masyarakat akar rumput yang kita harus beradaptasi dengan masyarakat. Itu namanya pelayanan publik. Nanti kami dari Dinkes yang memfasilitasi pihak terkait untuk mensosialisasikan hal tersebut. Komite ini  intinya sebagai pendekatan layanan kesehatan dengan mengikuti siklus manusia,”jelasnya.

Reynold berharap, kedepan kasus pelemparan tidak terulang lagi.

“Kita tidak bisa menyalahkan masyarakat tapi harus sama-sama untuk mencari solusi.
Jika terulang lagi, kita akan pakai sanksi. Ada hukum positif. Ini menjadi evaluasi agar bisa merangkul masyarakat supaya menjadi tim dan berkolaborasi. Untuk keamanan, tetap menggandeng Linmas, Babinsa dan juga Bhabinkamtibmas,” pungkasnya. (Redaksi)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *