TIMIKA, Penapapua.com
Kapolres Mimika, AKBP Billyandha Hildiario Budiman mengatakan, sejumlah saksi diperiksa terkait kasus penikaman seorang anggota TNI di Pasar Bhintuka SP 13 pada Minggu (13/7/2025) lalu.
“Jadi kita sudah periksa beberapa saksi di lapangan dan ini masih didalami. Selain itu, kita juga sudah melakukan olah TKP didampingi pihak TNI. Untuk hasil visum masih menunggu dari rumah sakit,” kata Kapolres saat ditemui usai apel di Mapolres Mimika Jalan Agimuga Mile 32, Senin (14/7/2025).
Kapolres juga menambahkan, pihaknya masih berkoordinasi dengan pihak batalyon karena untuk kronologisnya dari pihak TNI yang akan menjelaskan.
Dirinya juga memastikan bahwa pelaku adalah OTK.
Terkait info yang beredar (OPM klaim bertanggungjawab atas kematian korban) Kapolres meminta untuk tidak langsung mempercayai hal tersebut.
“Itu hoax. Pada prinsipnya masyrakat tidak perlu khawtir dan resah. Kami jamin untuk keselamatan dan keamanan di wilayah Kabupaten Mimika tetap kondusif,” ujarnya.
“Kami masih mendalami siapa pelakunya. Apakah ini murni tindak pidana, apakah itu benar dilakukan dari kelompok OPM atau sejenisnya,” tambahnya.
Patroli Singgah Digencarkan
Kapolres juga menambahkan, pasca kejadian tersebut Polres Mimika bersama TNI melakukan patroli singgah dan berkoordinasi dengan Polsek-polsek jajaran jika ada temuan bisa segera melaporkannya.
Diberita sebelumnya, pada Minggu (13/7/2025) sore seorang anggota TNI ditikam orang tidak dikenal (OTK) di Pasar SP 13, Distrik Kuala Kencana.
Kasus tersebut viral di media sosial. Dalam video tersebut, seseorang berlari sambil memvideokan dan mengaku sebagai Ketua RT di kompleks Pasar SP 13.
Di video tersebut, lorban menggunakan celana seragam TNI dan mengenakan baju kaos hitam dalam kondisi tergeletak bersimbah darah.
Salah satu warga mengaku, korban adalah keluarganya.
“Korban adalah keluarga saya. Komandannya baru saja telepon dari Timika, makanya saya mau ke rumah duka di Biak,” katanya.
Kapolres Mimika, AKBP Billyandha Hildiario Budiman saat dikonfirmasi membenarkan kasus penikaman tersebut.
“Benar. Kami masih mendalami pelakunya,” jelasnya. (Redaksi)