Papua Darurat Militerisasi, Forum Independen Mahasiswa West Papua Komite Pimpinan Kota Timika Geruduk Kantor DPRK

banner 468x60

TIMIKA, Penapapua.com

Ratusan massa yang tergabung dalam Forum Independen Mahasiswa West Papua Komite Pimpinan Kota Timika (FIM-WP-KPK) menggeruduk Kantor DPRK Mimika pada Senin (10/11/2025).

banner 336x280

Dalam aksi ini, massa membawa spanduk bertuliskan ” Papua Darurat Militerisasi, Investasi dan Krisis Kemanusiaan”.

Koordinator aksi, Freedom Kobogau menyampaikan, ketidakadilan di atas tanah Papua kian banyak, sehingga FIM-WP-KPK harus bangkit bersama seluruh Papua menjaga dan mempertahankan tanah adat.

“Saat ini masyarakat Amungme, Kamoro dan OAP lainnya di Timika terpinggirkan. Kami yang saat ini bersuara adalah yang tersisa,” katanya.

Ketua DPRK Mimika, Primus Natikapereyau berjanji akan meneruskan aspirasi yang disampaikan oleh FIM-WP-KPK.

“Saya terima aspirasinya dan akan meneruskan ke pihak-pihak yang berkaitan dalam hal ini, TNI-Polri dan Bupati sebagai perwakilan pemerintah,” tandasnya.

Berikut tuntutan yang disampaikan dalam aksi demo damai tersebut:

  1. Hentikan kekerasan dan operasi militer terhadap masyarakat sipil di wilayah
    konflik Intan Jaya, Maybrat, Pegunungan Bintang, Yahukimo, dan daerah lain di
    Tanah Papua.
  2. Hentikan seluruh Proyek Strategis Nasional (PSN) di Merauke dan Kota Sorong yang mengancam kehidupan masyarakat adat Marind dan Moi.
  3. Tutup semua perusahaan ilegal yang beroperasi di seluruh Tanah Papua dan
    berpotensi menimbulkan konflik.
  4. Usut tuntas seluruh kasus pelanggaran HAM berat yang telah dan sedang terjadi
    di Tanah Papua.
  5. Segera tutup PT Freeport lndonesia dan kembalikan hak kedaulatan rakyat
    Amungsa atas tanahnya.
  6. Hentikan operasi militer berskala besar dan tarik seluruh pasukan non-organik
    dari Tanah Papua.

7.Pulangkan seluruh pengungsi sipil dari Nduga, Intan Jaya, Pegunungan Bintang,
Maybrat, Yahukimo, dan Teluk Bintuni.

  1. Karena militer terlibat dalam kejahatan kemanusiaan, maka kembalikan seluruh
    pasukan ke barak yang semestinya.
  2. Prioritaskan pendekatan humanis dan dialog sebagai jalan damai untuk menyelesaikan konflik berkepanjangan di Tanah Papua.
  3. Berikan hak penentuan nasib sendiri (Right to Self-Determination) sebagai solusi
    demokratis bagi rakyat bangsa West Papua.
    Tanah Papua bukan tanah kosong. Papua adalah tanah air rakyat bangsa Papua yang
    berdaulat, yang terus melawan penjajahan, eksploitasi, dan militerisasi. (Redaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *