TIMIKA, Penapapua .com
Acara makan bersama yang digelar oleh Benyamin Kiwak Magai, Kepala Suku Mimika dan Puncak, berlangsung penuh hangat dan kekeluargaan di Kwamki Lama, Kabupaten Mimika. Di tengah suasana sukacita itu, terselip pesan mendalam tentang syukur, penderitaan, dan harapan akan kedamaian bagi masyarakat Papua.
Dalam sambutannya, Benyamin menyampaikan rasa terima kasih yang besar kepada Bapak Presiden RI atas berbagai bentuk bantuan yang telah diberikan. Pemberian babi adat, renovasi rumah, hingga bantuan makan untuk keluarga dianggap sebagai bentuk kepedulian yang nyata dan sangat berarti bagi masyarakat adat.
“Bantuan dari Bapak Presiden merupakan kekuatan bagi kami untuk tetap bertahan dan berjalan maju. Kami merasa tidak sendiri,” ujarnya.
Namun suasana berubah haru ketika Benyamin menyinggung kondisi keamanan dan beban berat yang dialami masyarakat akibat konflik antarsuku. Ia mengungkapkan bahwa dua anaknya menjadi korban pemanahan dalam perang suku yang terjadi tiga bulan lalu.
Dengan suara penuh getir ia berkata,
“Perang suku ini susah sekali… banyak yang jadi korban, termasuk dua anak saya. Kami benar-benar minta supaya konflik ini berhenti. Anak-anak kami harus hidup dalam damai, bukan ketakutan.”
Ungkapan tersebut membuat suasana sejenak hening. Para tokoh adat dan masyarakat yang hadir turut merasakan kepedihan tersebut dan menyampaikan dukungan moral kepada keluarga Benyamin. Mereka juga menegaskan komitmen bersama untuk mencari jalan damai dan mencegah konflik serupa kembali terjadi.
Acara ditutup dengan doa bersama, memohon pemulihan bagi para korban dan memohon kedamaian bagi seluruh wilayah Mimika dan Puncak. Momen ini menjadi pengingat bahwa persatuan dan dialog adalah kunci untuk mengakhiri perang suku yang selama ini menyulitkan dan menyisakan banyak luka bagi masyarakat. (Redaksi











