Peringati HUT Mapurujaya ke-49, Bupati Tegaskan Warisan Budaya Kamoro Harus Dihidupkan Kembali

banner 468x60

TIMIKA, Penapapua.com

Perayaan HUT Mapurujaya ke-49 tahun yang dipusatkan di lapangan Kantor Distrik Mimika Timur pada Selasa (19/8/2025) digelar meriah dengan menampilkan tarian adat yaitu tarian semut.

banner 336x280

Hari sebelumnya, rangkaian HUT Mapurujaya telah dilaksanakan pada Senin (18/8/2025) dengan adanya lomba karnaval budaya dilanjutkan acara adat pukul tifa. Pada acara puncak pada Selasa (19/8/2025) dilaksanakan potong tumpeng.

Turut hadir dalam perayaan tersebut yakni Bupati Mimika, Johannes Rettob, Wakil Bupati Mimika, Emanuel Kemong, Ketua DPRK Mimika, Pj Sekda Kabupaten Mimika, Plt Kepala Distrik Mimika Timur, Anggota DPRK Mimika, Kapolsek Mimika Timur, Danramil Mapurujaya serta para undangan.

Bupati Mimika, Johannes Rettob dalam sambutannya mengatakan, HUT Mapurujaya bukan hanya sekadar perayaan seremonial tetapi juga momentum untuk merefleksikan perjalanan panjang sejarah dan pembangunan di wilayah ini.

“49 tahun adalah usia yang menunjukkan kematangan, kebersamaan, dan kerja keras seluruh lapisan masyarakat dalam membangun kampung, menjaga harmoni, dan mempertahankan nilai-nilai luhur budaya,” katanya.

Dikatakannya, hari ini memiliki makna yang sangat penting yang mana ini bukan hanya mempertunjukkan keindahan ragam seni dan tradisi, tetapi juga menegaskan identitas dan jati diri sebagai masyarakat yang berbudaya, berdaulat, dan terbuka terhadap kemajuan.

“Budaya adalah akar yang menguatkan kita di tengah perubahan zaman. Dengan melestarikannya, kita memastikan bahwa generasi muda tetap mengenal sejarah, adat istiadat, dan kearifan lokal yang menjadi kebanggaan kita semua,” ujarnya.

Dengan melestarikannya, dipastikan generasi muda tetap mengenal sejarah, adat istiadat, dan kearifan lokal yang menjadi kebanggaan semua.

Ini merupakan suatu peningkatan-peningkatan yang harus dihadapi. Dalam usia 49 tahun Mimika Timur sudah jadi apa? Bagaimana infrastruktur pembangunan dan bagaimana ekonomi?

“Untuk itu, Mimika Timur harus sehat, cerdas, aman, damai. Kalau itu semua bisa kita wujudkan tentunya pemberdayaan peningkatan ekonomi masyarakat akan semakin baik. Apakah masyarakat Mimika Timur mau menerima pembangunan? Jika bersedia maka jangan lagi tuntut menuntut,” tegasnya.

Bupati juga menegaskan, hari ini sudah ditetapkan sebagai HUT Mapurujaya dan harus dibuatkan Perbup sehingga wajib dilaksanakan setiap tahun. Dan nantinya akan menampilkan UMKM, festival budaya, karnaval serta akan ada tambahan baru yaitu festival Bakau.

“Hari ini saya tetapkan HUT Mimika Timur sekaligus festival Budaya Bakau atau disebut Festival Bakau. Kita akan buat pameran budaya dan ini adalah bukti nyata bahwa Mimika Timur memiliki kekayaan di bidang budaya maupun ekonomi,” terangnya.

Bupati juga menekankan tentang menghidupkan kembali warisan budaya Kamoro yang hampir hilang seperti adat Wania, Kaugapu, hingga tradisi perahu sendok.

“Kita akan membuat lomba perahu sendok dengan melibatkan Mimika Barat, Mimika Tengah dan Mimika Timur Jauh. Tak hanya itu kerajinan tangan luar biasa yang bisa diproduksi dari Mimika Timur ini juga akan kita hidupkan lagi,” jelasnya.

Melalui peringatan HUT Mapurujaya ke-49 ini, Bupati mengajak semua pihak untuk terus menjaga persatuan dan kebersamaan.

“Mari kita jadikan momen ini sebagai titik tolak untuk semakin maju dalam pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, serta pemberdayaan ekonomi masyarakat,” katanya.

Pemerintah Kabupaten Mimika akan terus berupaya memberikan dukungan, namun keberhasilan pembangunan akan semakin cepat tercapai jika seluruh elemen masyarakat turut berperan aktif.

Plt Kadistrik Mimika Timur, Bakri Athoriq mengatakan, kedepannya HUT Mapurujaya akan lebih difokuskan untuk peningkatan sanggar-sanggar di Mimika Timur. Dimana saat ini sebanyak 30 sanggar di Mimika Timur namun hanya sedikit yang berbadan hukum.

“Oleh karena itu, saya harap Pemda Mimika bisa mempermudah sanggar-sanggar Kamoro untuk bisa berbadan hukum,” ujarnya.

Sanggar adalah warisan leluhur untuk penerus. Karena tanpa adanya sanggar banyak budaya-budaya yang tertinggal.

“Saya akan berusaha kedepannya agar kita sama-sama memajukan sanggar-sanggar di Distrik Mimika Timur maupun yang lainnya,” ujarnya.

Bakri menambahkan, pelayanan pemerintah di Distrik Mimika Timur menggunakan pelayanan berbasis swalayan. Karena di kantor Pemdis ada beberapa OPD yang ikut bergabung dalam pelayanan masyarakat sehingga masyarakat yang tempat tinggalnya jauh dapat dengan mudah mengurus administrasi kepemerintahan.

“Saat ini yang sudah bergabung baru OPD Dinsos dan dua pendamping untuk melayani BPJS Kesehatan,” katanya.
Begitu juga dengan perekaman, pihaknya juga sudah melakukan di setiap kampung dan itu sudah berjalan sebulan dua kali.

Bahkan pihaknya juga sudah menyiapkan kendaraan khusus untuk pengantaran dokumen negara ke masing- masing kampung.

“Untuk itu, saya mengajak semua elemen masyarakat, mari kita warnai Distrik Mimika Timur sesuai dengan profesi kita masing masing. Sehingga warna ini menjadi indah dipandang setiap mata,” pungkasnya.

Ketua Panitia, Hendrikus Mauri dalam laporannya mengatakan HUT Mapurujaya bukan hanya seremoni tahunan tetapi momen penghargaan dan refleksi untuk mengenang kembali Distrik Mimika Timur sebagai cikal bakal terbentuknya Kabupaten Mimika.

Ditempat inilah sejarah pembangunan dan peradapan Mimika tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu, dalam semangat kebersamaan dan pelestarian lokal rangkaian HUT tahun ini diisi dengan berbagai lomba masyarakat yaitu karnaval budaya serta pagelaran khas masyarakat Kamoro seperti ukiran, pahatan dan anyaman sebagai bentuk pelestarian seni dan warisan.

Tak lupa kegiatan hari ini juga dimeriahkan oleh tari-tarian adat Suku Kamoro yang menggambarkan tarian adat budaya dan ssmangat gotong royong.

Seluruh kegiatan ini diawali dengan semalam ritual sakral pukul tifa semalaman suntuk yang dipimpin oleh para pemuka adat sebagai bentuk penghormatan kepada arwah para leluhur yang telah lebih dahulu membuka jalan dan meletakkan dasar kehidupan masyarakat di tanah ini. (Redaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *