Terjebak di Balik Senyum: Peran Radiologi Kedokteran Gigi Dalam Mengungkap Rahasia Gigi Bungsu

  • Bagikan
IMG 20240504 WA0053
Keterangan Gambar : drg.Eka Yulianti Puspitasari

TIMIKA, penapapua.com

Gigi bungsu atau dikenal sebagai gigi wisdom, sering kali menjadi sorotan ketika menyebabkan masalah kesehatan mulut yang tidak diinginkan. 

drg.Eka Yulianti Puspitasari, Ketua Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) cabang Mimika dalam artikelnya menjelaskan, gigi bungsu adalah gigi geraham terakhir yang tumbuh pada manusia, biasanya muncul di sudut belakang mulut, baik di rahang atas maupun rahang bawah. Gigi ini biasanya muncul antara usia 17 hingga 25 tahun.

Namun, seringkali gigi bungsu tumbuh tidak sepenuhnya atau bahkan terjebak di bawah gusi atau di dalam tulang rahang, kondisi ini dikenal sebagai impaksi gigi bungsu.

Impaksi gigi bungsu dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan mulut, termasuk rasa sakit, pembengkakan, infeksi gusi, kerusakan gigi tetangga, dan pergeseran gigi lainnya. Kondisi ini memerlukan penanganan yang tepat untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

Dalam penanganannya, radiologi kedokteran gigi memainkan peran kunci dalam penengakkan diagnosis yang akurat dan penentuan rencana perawatan yang tepat,  apakah gigi tersebut perlu dikeluarkan atau dipertahankan.

Radiologi kedokteran gigi menggunakan berbagai teknik pencitraan untuk membantu dalam diagnosis impaksi gigi bungsu. Salah satu teknik yang paling umum digunakan adalah panoramic radiography, yang memberikan gambaran keseluruhan rahang atas dan bawah serta gigi-gigi yang ada di dalamnya.

Dengan menggunakan gambaran ini, dokter gigi dapat menentukan posisi gigi bungsu dan apakah mereka terjebak atau tidak.

Selain panoramic radiography, Cone Beam Computed Tomography (CBCT) juga sering digunakan dalam kasus-kasus yang lebih kompleks.

CBCT memberikan gambar yang lebih detail tentang struktur tulang dan gigi, memungkinkan dokter gigi untuk memeriksa secara lebih mendalam posisi gigi bungsu yang tersembunyi di dalam jaringan lunak atau tulang.

Setelah diagnosis yang akurat dilakukan melalui radiologi kedokteran gigi, dokter gigi dapat merencanakan rencana perawatan yang sesuai. Dalam beberapa kasus, gigi bungsu yang terjebak mungkin perlu dikeluarkan untuk mencegah masalah yang lebih serius.

Namun, dalam kasus di mana gigi bungsu masih dapat diselamatkan, perawatan ortodontik atau pembedahan mungkin diperlukan untuk memungkinkan gigi tersebut tumbuh dengan benar.

Selain itu, radiologi kedokteran gigi juga penting dalam pemantauan jangka panjang pasien yang telah menjalani perawatan untuk impaksi gigi bungsu.

Dengan menggunakan pencitraan secara berkala, dokter gigi dapat memantau perkembangan gigi bungsu dan memastikan tidak ada komplikasi yang muncul.

Dengan demikian, radiologi kedokteran gigi memainkan peran yang sangat penting dalam diagnosis, perencanaan perawatan, dan pemantauan jangka panjang impaksi gigi bungsu.

Dengan bantuan teknologi pencitraan modern, dokter gigi dapat memberikan perawatan yang tepat dan efektif untuk memastikan kesehatan mulut yang optimal bagi pasien mereka. (Redaksi) 

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *