DLH Mimika Sosialisasikan Program Kampung Iklim, Komitmen Hadapi Perubahan Iklim

banner 468x60

TIMIKA, Penapapua .com

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menggelar sosialisasi Program Kampung Iklim (Proklim) sebagai upaya dalam menghadapi tantangan perubahan iklim yang semakin nyata.

banner 336x280

Kgiatan yang berlangsung di Aula Hotel Kanguru, Jalan Cendrawasih pada Rabu (9/7/2025) dibuka oleh Wakil Bupati Mimika, Emanuel Kemong.

Emanuel Kemong, Wakil Bupati Mimika mengatakan bahwa, perubahan iklim kini bukan lagi sekadar isu global, melainkan kenyataan yang dihadapi setiap hari.

“Peningkatan suhu, perubahan pola hujan, kekeringan, banjir, dan munculnya penyakit tropis adalah gejala yang sudah kita alami, termasuk di Kabupaten Mimika,” ujarnya.

Kemong menjelaskan, Proklim merupakan inisiatif strategis dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang bertujuan membangun ketahanan masyarakat terhadap dampak perubahan iklim, sekaligus mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK).

“Program ini mendorong keterlibatan aktif masyarakat, pemerintah daerah, akademisi, hingga sektor swasta dan lembaga sosial. Inilah bentuk nyata gotong royong menjaga lingkungan,” tambahnya.

Dua pilar utama ProKlim yang disosialisasikan meliputi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Di bidang adaptasi, kegiatan mencakup pengelolaan air (seperti sumur resapan dan embung desa), ketahanan pangan melalui pertanian organik dan pemanfaatan pekarangan, hingga pencegahan penyakit iklim seperti demam berdarah.

Sementara dalam aspek mitigasi, DLH mendorong pengelolaan sampah terpadu, penggunaan energi terbarukan (biogas dan panel surya), serta penghijauan.

Wakil Bupati juga mengapresiasi desa-desa di Indonesia yang telah sukses melaksanakan ProKlim. Namun ia mengharapkan perlunya memperluas gerakan ini ke wilayah-wilayah rentan.

“Komitmen kami jelas: Pemerintah Daerah akan terus membina dan memperkuat kapasitas masyarakat sebagai garda terdepan pelindung lingkungan,” tegasnya.

Di akhir sambutan, dirinya mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk menjadikan Proklim bukan hanya program seremonial, tetapi gerakan moral, sosial, dan ekologis yang berkelanjutan demi keberlangsungan hidup generasi mendatang.

“Ini mendorong keterlibatan aktif masyarakat, pemerintah daerah, akademisi, hingga sektor swasta dan lembaga sosial. Inilah bentuk nyata gotong royong menjaga lingkungan,” jelasnya.

Dua pilar utama Proklim yang disosialisasikan meliputi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Di bidang adaptasi, kegiatan mencakup pengelolaan air (seperti sumur resapan dan embung desa), ketahanan pangan melalui pertanian organik dan pemanfaatan pekarangan, hingga pencegahan penyakit iklim seperti demam berdarah. Sementara dalam aspek mitigasi, DLH mendorong pengelolaan sampah terpadu, penggunaan energi terbarukan (biogas dan panel surya), serta penghijauan.

Selain itu, Wakil Bupati juga mengapresiasi desa-desa di Indonesia yang telah sukses melaksanakan ProKlim. Namun ia menekankan perlunya memperluas gerakan ini ke wilayah-wilayah rentan.

“Komitmen kami jelas: Pemerintah Daerah akan terus membina dan memperkuat kapasitas masyarakat sebagai garda terdepan pelindung lingkungan,” ungkapnya. (Redaksi)

banner 400x130

banner 400x130

banner 400x130

banner 400x130

banner 400x130

banner 400x130

banner 400x130

banner 400x130

banner 400x130

banner 400x130

banner 400x130

banner 400x130

banner 400x130

banner 400x130

banner 400x130

banner 400x130

banner 400x130

banner 400x130

banner 400x130

banner 400x130

banner 400x130

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *