TIMIKA, Penapapua.com
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) menggelar seminar seminar akhir perencanaan bangunan pengendali pantai/abrasi di Kokonau, Distrik Mimika Barat.
Seminar akhir yang dilaksanakan di hotel Horison Ultima pada Kamis (5/12/2024) ini dibuka langsung oleh Kepala Dinas PUPR Mimika, Robert Mayaut, mewakili Pemerintah Kabupaten Mimika.
Seminar akhir ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya abrasi di Ibu kota Distrik mimika barat (Kokonau). Selain itu, sebagai upaya pencegahan dan pengendalian abrasi pantai dan sungai yang sesuai dengan kondisi dan karakteristik di Pantai, sehingga dapat meminimalisir kerusakan yang terjadi akibat abrasi dan erosi di pantai khusunya di Kokonau.
Robert Mayaut, Kepala Dinas PUPR Mimika mewakili Pemerintah Kabupaten Mimika menyambut baik dan memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini.
Ia menjelaskan, seminar ini merupakan langkah penting dalam upaya kita bersama untuk melindungi wilayah pesisir kabupaten Mimika, khususnya distrik Mimika Barat, dari ancaman abrasi pantai.
Dikatakannya, Kabupaten Mimika dengan garis pantai yang luas dan kekayaan alam daya sumber yang melimpah, menghadapi tantangan besar terkait perubahan lingkungan dan dampak abrasi. Abrasi tidak hanya mengancam kelestarian lingkungan, tetapi juga berdampak pada kehidupan masyarakat pesisir, terutama dalam hal ekonomi, sosial, dan budaya mereka.
“Oleh karena itu, perencanaan yang matang dan solusi yang tepat sangat diperlukan. Saya sangat mengapresiasi komitmen dari seluruh pihak, baik pemerintah, akademisi, praktisi, dan masyarakat, yang telah berkontribusi dalam proses perencanaan bangunan pengendali pantai ini,” ujarnya.
Menurutnya, hasil dari seminar ini akan menjadi dasar bagi pelaksanaan pembangunan secara efektif juga berkelanjutan dan berbasis pada kebutuhan masyarakat.
Adapun uraian sebelumnya dan cara penanggulangan Abrasi/Erosi seperti yang telah diuraikan dalam Laporan Pendahuluan dan Antara serta berdasarkan Gambar Rencana, Perhitungan Struktur Bangunan, Perhitungan Volume dan Biaya serta Pemilihan Alternatif Bangunan Pengendali Pantai, maka direkomendasikan Bangunan Pengendali Pantai/Abrasi di Kampung Wilayah Kokonau yakni, menggunakan tembok Laut (Turap) atau yang disebut dengan Sea Wall, dikarenakan kondisi struktur tanah di Wilayah Kokonau merupakan tanah pasir berlempung. (Redaksi)