TIMIKA, Penapapua.com
Tim gabungan terdiri dari Polsek Kuala Kencana, TNI dan Security PT Freeport Indonesia (PTFI) melakukan penyisiran aktivitas pendulangan emas tradisional sekaligus memberikan sosialisasi dan edukasi di Tanggul Barat, Mile 35 hingga Mile 21, Distrik Kuala Kencana, pada Selasa (15/4/2025).
Kapolsek Kuala Kencana, AKP Djemy Reinhard kepada wartawan, Selasa (15/4/2025) mengatakan, sebanyak 98 pendulang emas tradisional yang diberikan sosialisasi dan edukasi untuk tidak melakukan pengerukan tanggul dan tanaman menggunakan alat serta tidak boleh menebang pohon dan merusak lingkungan yang telah ditata oleh PTFI.
“Tim gabungan sudah beberapa kali melakukan sosialisasi dan edukasi kepada para pendulang, dan sudah ada beberapa barang bukti yang diamankan berupa mesin Alkon penyedot air, sayangnya para pendulang ini tetap melakukan aktivitas mendulang,” jelasnya.
Akibatnya, banyak tanaman hijau yang dikelola PTFI menjadi rusak, karena perluasan area aktivitas pendulangan.
Bahkan, kondisi area pendulangan tradisional itu sangat memprihatinkan sekali dengan galian-galian yang diporak poranda.
“Pohon-pohon dan rumput-rumput yang ditanam PTFI sudah dibabat sembarangan. Aktivitas pendulangan itu sangat merusak lingkungan dan kondisi lingkungannya sangat ngeri. Padahal rumput dan pohon itu didatangkan dari luar Australia,” terangnya.
Kapolsek juga menerangkan, dari sosialisasi tersebut, dari 98 pendulang hanya 5 orang yang miliki KTP sebagai penduduk di Kabupaten Mimika, sedangkan puluhan lainnya masih menggunakan KTP luar Timika.
“Para pendulang itu berasal dari berbagai daerah di luar Mimika,” katanya.
Diakuinya, pihaknya akan menindak tegas terhadap mereka jika masih melakukan aktivitas pendulangan.
“Barang bukti berupa Alkon yang sempat kami sita tidak akan dikembalikan. Kalau sekarang kami hanya sebatas sosialisasi, tetapi bulan depan, kita akan beri tindakan tegas,” pungkasnya. (Redaksi)
