TIMIKA, Penapapua.com
Selain kasus perselingkuhan, terungkap juga penyebab lain hingga terjadi aksi saling serang antar kedua kelompok warga di Distrik Kwamki Narama pada Selasa (30/9/2025) siang.
Kapolres Mimika, AKBP Billyandha Hildiario Budiman saat ditemui Penapapua.com di TKP, Selasa (30/9/2025) menjelaskan, awalnya disebabkan karena perselingkuhan dan akan diselesaikan secara adat.
Namun, dalam proses penyelesaiannya, anak dari salah satu pasangan tersebut meninggal dunia diduga karena ditelantarkan orang tuanya.
“Hal itu yang memicu pihak keluarga sehingga terjadi bentrok,” katanya.
Diakuinya, polisi hanya memfasilitasi mediasi kedua kelompok agar tidak terjadi aksi saling serang ini.
Kapolres juga menambahkan, setelah dirinya bertemu dengan kedua belah pihak bahwasanya, keluarga besar anak tersebut memang mengajukan tuntutan.
“Jadi tuntutan awal kasus perselingkuhan memang disepakati dengan denda adat. Akan tetapi karena balita ditelantarkan sehingga tuntutan berubah menjadi bayar nyawa,” jelasnya
Dalam aksi saling serang, kapolres juga mengakui adanya anggota yang terluka akibat panah.
“Satu korban dari anggota yang jadi korban. Kondisinya masih stabil,” tuturnya.
Sementara itu, Kabag Ops Polres Mika AKP Henri Korowa mengatakan, anggota yang diterjunkan untuk pengamanan sebanyak 70 personel terdiri dari Polres Mimika dan Brimob.
“Puji Tuhan situasi sudah kembali normal,” pungkasnya. (Redaksi)