TIMIKA, Penapapua.com
Suara baling-baling pesawat Pilatus PK-SNU memecah keheningan pagi di lapangan terbang Distrik Jila Kabupaten Mimika. Di bawah langit biru Mimika, sejumlah mata, muda, tua, anak-anak memandang langit dengan haru, menyaksikan kembali hadirnya harapan yang telah lama dinanti.
Setelah tiga tahun terhenti, pelayanan transportasi udara ke wilayah pedalaman Mimika akhirnya kembali terbang tinggi, membawa serta harapan dan kehidupan bagi warga yang terisolasi.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika melalui Dinas Perhubungan secara resmi meluncurkan penerbangan subsidi perdana angkutan udara perintis bagi penumpang. Lima distrik yang selama ini hanya bisa diakses melalui udara yakni, Jila, Jita, Alama, Tsinga, dan Kokonao menjadi tujuan utama dari penerbangan perdana ini.
Pelepasan penerbangan dilakukan oleh Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Frans Kambu. Ia memimpin langsung prosesi peluncuran, didampingi Kepala Otoritas Bandara Wilayah X Merauke, Kepala Dinas Perhubungan Mimika Jania Basir, dan Kabid Udara Dishub Mimika, Elcardobes Sapakoly.
“Ini bukan hanya program, ini bentuk nyata pelayanan pemerintah kepada masyarakat. Kami ingin masyarakat di pedalaman merasakan perhatian yang sama dalam hal konektivitas dan aksesibilitas,” ujar Frans
Langkah ini, menurut Frans, merupakan bagian dari komitmen 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Mimika, yang ingin menjawab kerinduan masyarakat pedalaman akan layanan transportasi yang layak.
Ia menambahkan, selama ini masyarakat hanya dilayani oleh pesawat kecil berkapasitas empat orang, yang tak mampu memenuhi kebutuhan logistik secara optimal. Kini, dengan pesawat Pilatus berkapasitas delapan orang, jangkauan dan efisiensi penerbangan diharapkan meningkat signifikan.
“Kami harap masyarakat turut menjaga keamanan agar pelayanan ini bisa berjalan terus dan bahkan ditingkatkan di masa mendatang,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Mimika, Jania Basir, menyebut peluncuran ini sebagai tahap awal. Ia menegaskan bahwa meskipun baru lima rute yang dibuka, rute lain akan segera menyusul setelah proses lelang selesai.
“Penerbangan ini khusus menggunakan pesawat Pilatus, dan semoga dalam waktu dekat bisa diperluas ke wilayah lain,” katanya.
Bagi masyarakat pedalaman, pesawat bukan sekadar alat transportasi. Ia adalah nadi kehidupan. Di sanalah harapan akan layanan kesehatan, pendidikan, logistik pangan, hingga pertemuan dengan keluarga bergantung. Maka tak heran, saat roda pesawat mulai bergerak di landasan, banyak warga yang menyeka air mata bahagia karena akhirnya, negara hadir kembali untuk mereka.
“Kami sangat bersyukur dan berterima kasih. Mewakili masyarakat, kami siap menjaga keamanan agar pelayanan ini terus berjalan,” ujar salah satu warga Esau Dolame.
Langit pedalaman Mimika tak hanya dilintasi pesawat, tapi juga oleh janji baru bahwa tak ada lagi wilayah yang terlalu jauh untuk dijangkau, dan tak ada lagi warga yang merasa ditinggalkan. Sayap-sayap besi yang membelah langit ini adalah simbol dari hadirnya negara, dari komitmen untuk membangun Indonesia dari pinggiran dimulai dari angkasa Mimika.
Berikut Rute subsidi pesawat perintis tahun 2025 meliputi,
Timika – Alama (PP) Rp285 ribu, setiap Selasa, Kamis dan Sabtu.
Timika – Jita (PP) Rp391 ribu, setiap Rabu dan Kamis.
Timika – Jila (PP) Rp234 ribu, Senin, Rabu, Jumat dan Sabtu.
Timika – Tsinga (PP) Rp187, setiap Senin, Selasa dan Jumat
Timika – kokonao (PP) Rp242 ribu, setiap hari Senin.
(Redaksi)