TIMIKA, Penapapua.com
Ratusan kendaraan baik roda dua maupun roda empat terjaring dalam operasi gabungan yang melibatkan beberapa instansi baik Satlantas Polres Mimika, Bapenda, Samsat, Jasa Raharja dan Dinas Perhubungan Kabupaten Mimika.
Operasi gabungan tersebut dilaksanakan di depan Kantor Bapenda Kabupaten Mimika Jalan Yos Sudarso pada Selasa (16/9/2025) pagi.
KBO Satlantas Polres Mimika, Ipda Rudolf Sormin Kakanga saat ditemui wartawan di lokasi pada Selasa (16/9/2025) mengatakan, operasi ini lebih difokuskan pada kendaraan dengan pajak mati lebih dari satu tahun serta kendaraan yang masih menggunakan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB) dari luar Timika.
“Jadi kegiatan ini dalam rangka optimalisasi opsen Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB),” katanya.
Dikatakannya, untuk Bapenda dan Samsat lebih fokus kepada pajak kendaraan sedangkan Satlantas lebih ke pelanggaran kasat mata dan kendaraan yang masih berplat luar Timika.
“Hari ini kurang lebih 54 kendaraan terjaring terdiri dari 50 unit roda dua dan empat unit roda empat,” ujarnya.
Diharapkannya, dengan adanya kegiatan ini masyarakat Kabupaten Mimika dapat membayar pajak kendaraan tepat waktu.
“Kami juga imbau bagi masyarakat yang memiliki kendaraan plat luar dimohon untuk segera dimutasikan ke Timika sehingga pajak daerah bisa meningkat,” ujarnya.
Menurutnya, selama ini kendaraan dari luar beroperasi di daerah Timika tapi untuk pajaknya masuk ke daerah asal kendaraan itu dibeli.
Sementara itu, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pendapatan/SAMSAT Timika, Maikel Tanati menambahkan, operasi gabungan ini dilakukan dalam rangka meningkatkan pendapatan di Provinsi Papua Tengah khususnya di Kabupaten Mimika.
“Kita melakukan kegiatan ini dalam rangka optimalisasi Opsen PKB berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 2022,” ujarnya.
Menurutnya, pelaksanaan operasi ini semata-mata untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk membayar kewajibannya membayar Pajak Kendaraan Bermotor.
“Kedepannya kegiatan ini akan rutin dilakukan. Kalau untuk hari ini kita belum bisa pastikan berapa banyak karena masih didata,” pungkasnya. (Redaksi)